"Bisa dibilang musik adalah agama kita... di dalamnya ada filosofi, etika dan ritualnya, waktu dan uang kita habis di musik, agamamu adalah dimana uang dan waktumu lebih banyak kau gunakan! Its all about rock – roll!!!"Rob (vokalis Navicula)
javascript:emoticonp('
') Situs band:
www.myspace.com/naviculabali
www.musikator.com/navicula
www.friendster.com/navicula
navicula.multiply.com
Navicula didirikan tahun 1996 di Denpasar, Bali oleh dua aktivis musik: Robi dan Dankie. Setelah beberapa kali ganti personil di tahun-tahun awal band ini dibuat, formasi terkini adalah: Rob (vokal, gitar), Dankie (gitar), Made (bass), Gembull (drum). Nama Navicula diambil dari nama sejenis ganggang emas bersel satu, berbentuk seperti kapal kecil (dalam bahasa Latin, Navicula berarti kapal kecil).
Band ini mengusung grunge sebagai warna dasar musik mereka, berpadu dengan beragam warna etnik, psychedelic, alternatif, progresif, dibalut rock murni. Liriknya sarat dengan pesan aktivisme dan semangat tentang Damai, Cinta dan Kebebasan.
Navicula dikenal aktif di dunia indie musik, walau sempat kontrak dengan major label Sony-BMG di tahun 2004. Bersama Sony-BMG, Navicula merilis album ke-4 mereka yang berjudul, Alkemis. Namun, tahun 2007 album ke-5 mereka, Beautiful Rebel, dirilis secara independen dan band ini kembali mengobarkan semangat idealisme mereka melalui jalur indie.
Navicula bermarkas di Bali dan tetap eksis di dunia musik nasional meski berjuang di jalur indie. Sejak launching album ke-5, Navicula sudah mulai mengadakan promo tur ke daerah Jawa. Walaupun distribusi album ini belum menyebar luas, lagu-lagu mereka dari album ini sudah bisa dibeli lewat i-tunes atau dipesan melalui situs myspace band: www.myspace.com/naviculabali
Musik Navicula dipengaruhi kuat oleh alternatif rock 90-an, terutama grunge / seattle-sound dari band-band macam Soundgarden, Pearl Jam, Alice in Chains, dan Nirvana. Namun, yang membuat musik mereka menjadi sedemikian unik adalah pekatnya pengaruh budaya Bali saat ini sebagai melting-pot dunia (tempat bercampurnya beragam budaya), dan kesempatan untuk berkreasi di suatu kondisi yang sangat kontras ini.
Dari budaya spiritual klasik Bali, hingga para seniman internasional yang menetap di Bali untuk menimba inspirasi, dan kultur punk rock di pelosok Kuta, band ini memperoleh rasa asli mereka melalui semua hal tersebut, rasa ‘golden green grunge’, rasa Navicula.